Sokaraja - Suasana hangat menyelimuti Joglo Sufi Laboratorium Pondok Pesantren Abdul Djamil Tebuireng 17 Sokaraja, Kabupaten Banyumas, ketika Brigjen TNI Abdul Hanis, S.I.P., M.Si., Kapoksahli Pangdam IV/Dip, berkunjung bersama istri dalam rangka silaturahmi kekeluargaan.
Turut serta dalam rombongan, Letkol Inf Purbo Sudibyo, S.I.P. (Kasrem 071/WK), Letkol CBA (K) Roro Sri Harjani E.D.A., S.Sos. (Kasiter Rem 071/WK), serta Letkol Inf Edward Deru Saka Samosir (Dandim 0701/Banyumas), Jumat (28/11/2025).

Kedatangan rombongan disambut hangat oleh owner Laboratorium Peternakan Joglo Sufi sekaligus Ketua Yayasan PP Abdul Djamil Tebuireng 17, H. Imam Purwanto, yang memaparkan perkembangan pengelolaan peternakan berbasis pendidikan santri.

Dalam kesempatan itu, Brigjen TNI Abdul Hanis menegaskan pentingnya kemandirian pangan di tingkat lokal.
“Penting banget menjaga ketahanan pangan. Di Joglo ini enak untuk pengembangan peternakan lokal, ” ujarnya dengan nada apresiatif.

Usai ramah tamah, rombongan melaksanakan shalat Ashar berjamaah yang diimami oleh Kepala Sekolah SMP Persada Insan Nusantara Cabang Tebuireng 17. Kehadiran mereka seolah menguatkan pesan bahwa pembangunan bangsa tidak hanya bertumpu pada kekuatan fisik, tetapi juga pada kekuatan ruhani.
Perjalanan dilanjutkan dengan peninjauan langsung ke sejumlah unit peternakan, ayam, domba, hingga budidaya ikan. Para tamu melihat bagaimana para santri, didampingi tenaga profesional, mengelola sektor peternakan secara modern namun tetap mengedepankan nilai keberkahan pesantren.
Brigjen TNI Abdul Hanis kembali menegaskan bahwa pembinaan sumber daya manusia menjadi fondasi utama dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan nasional.
“Pendidikan dan pelatihan yang sesuai sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan santri, ” ungkapnya.
Ia juga mengajak seluruh elemen bangsa agar terus menghidupkan semangat kolaborasi.
“Mari kita jaga kebersamaan dalam membangun ketahanan pangan dan memperkuat fondasi ekonomi masyarakat, ” pesannya dengan penuh semangat.
Kunjungan ini bukan sekadar agenda seremonial, tetapi simbol kuatnya jalinan harmoni antara institusi militer dan pondok pesantren. Di tengah isu kerentanan pangan, langkah kolaboratif semacam ini menjadi harapan baru bagi kesejahteraan masyarakat, sekaligus penanda bahwa pesantren dapat menjadi garda terdepan dalam menegakkan kemandirian ekonomi umat.
Dengan nuansa religius, kekeluargaan, dan semangat kebangsaan, kegiatan ini menjadi momentum untuk mempertegas komitmen bersama dalam membangun masa depan yang lebih sejahtera, berdaya, dan penuh keberkahan.
(Humas Choi/Djarmanto-YF2DOI)
